Rabu, 07 Agustus 2013

... AMALAN-AMALAN SUNNAH DI HARI RAYA ...

Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ... Anas bin Malik r.a berkata, “Tatkala Nabi s.a.w datang ke Madinah, penduduk Madinah memiliki dua hari untuk bersenang gembira sebagaimana di waktu jahiliyyah, lalu beliau bersabda, 

‘Saya datang kepada kalian, dan kalian memiliki dua hari raya untuk bersenang gembira sebagaimana di waktu jahiliyyah. Dan sesungguhnya Allah telah mengganti keduanya dengan yang lebih baik; yaitu Idul Adha dan Idul Fithri’.” (Shahih, riwayat Ahmad, Abu Dawud dan Nasa’i)

Berikut ini beberapa amalan-amalan sunnah dilakukan pada hari raya:

1) Mandi sunat hari raya sebelum keluar menunaikan solat sunat Idul Fitri .

Sebagaimana salah seorang sahabat Rasulullah s.a.w, yaitu Ali bin Abi Thalib, ketika ditanya tentang bilakah mandi yang disunnahkan oleh Rasulullah s.a.w. Beliau menjawab: “(Mandi yang disunnahkan) pada hari Jumaat, hari ‘Arafah, hari raya Idul Fithri, dan Idul Adha.” (Lihat Al Wajiz, hal 47).

Ulama besar Tabien Said Bin Jubayr berkata : "Tiga perkara sunnah di hari raya iaitu antaranya : mandi sunat sebelum keluar solat hari raya".

2. Memakai pakaian yang paling bagus

Disunnahkan memakai pakaian yang paling bagus, meski tidak harus baru. Rasul mempunyai pakaian khusus yang biasanya dikenakan di hari raya.

3. Memakai wewangian.

Memakai wangi-wangian termasuk perkara yang disunnahkan pada hari raya Idul Fitri. Diriwayatkan dari ‘Ali ra. bahwa beliau mandi di hari Id, demikian juga riwayat yang sama dari Ibn ‘Umar dan Salamah bin Akwa dan agar memakai pakaian yang paling bagus yang dimiliki serta memakai wewangian” (Syarhus Sunnah 4/303)

3) Memakan makanan sebelum keluar.

Ia berdasarkan hadith dari Anas Bin Malik yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari yang menyebut : "Nabi SAW tidak keluar di pagi hari raya Idul fitri sehinggalah Nabi SAW memakan beberapa biji kurma... "

Dari Buraidah berkata: “Nabi tidak keluar pada Idul Fitri sehingga makan terlebih dahulu. Adapun pada Idul Adha, maka beliau tidak makan sehingga pulang dan makan dari daging korban sembelihannya.” (Hasan, Riwayat Tirmidzi, Ibnu Majah, Ad-Darimi dan Ahmad)

4) Berjalan Kaki Menuju Tanah Lapang

Dari ‘Ali berkata: “Termasuk sunnah yaitu engkau keluar solat hari raya dengan berjalan kaki.”
(Hasan. Riwayat Tirmidzi, Ibnu Majah dan dihasankan Syaikh Al Albani dalam Shahih Tirmidzi)

5) Menempuh Jalan Yang Berbeda ketika pergi dan pulang solat.

Dari Jabir bin Abdillah berkata: “Rasulullah s.a.w apabila (berangkat dan pulang) pada hari raya mengambil jalan yang berbeda.” (HR. Bukhari)

6) Memperbanyakkan Takbir sejak Maghrib 1 Syawal hingga Solat Ied

“Nabi s.a.w apabila pada hari raya Iedul Fithri, beliau bertakbir sehingga sampai lapangan (tempat didirikan solat hari raya) dan melaksanakan solat. Apabila selesai solat, beliau memutuskan takbirnya.” (HR. Ibnu Abi Syaibah dalam Al Mushannaf, lihat Ash Shahihah)

Dalam hadis ini terdapat dalil tentang disyari’atkan takbir secara kuat ketika berjalan menuju lapangan sebagaimana dikerjakan oleh kaum muslimin.

7. Shalat Idul Fitri

Perlaksanaan shalat Idul Fitri diperintahkan oleh Nabi agar diakhirkan, setelah terbitnya matahari, sementara shalat Idul Adha diperintahkan agar diawalkan. Shalat dilaksanakan tanpa adzan dan iqamat. Dengan 7 takbir di rakaat pertama, dan 5 takbir di rakaat kedua.

Tempat shalat Id: Shalat Id disunnahkan dilaksanakan di lapangan terbuka, kecuali kalau hujan.

Pelaksanaan Khutbah: Khutbah Id, baik Fitri maupun Adha dilaksanakan setelah shalat. Hukumnya tidak terpisahkan dari kesunnahan hukum shalat Id. Maka baiknya mendengarkan khutbah yang biasanya diakhiri dengan doa, baru bersiap-siap pulang.

Bagi kaum wanita , Rasulullah saw. memerintahkan kaum wanita keluar pada hari raya Idul Fitri . Adapun yang haid maka dia tetap dapat ikut menyaksikan kebaikan dan dakwah kaum Muslim.

8. Mengucapkan selamat dan mendoakan antara satu sama lain ;

Kalimah yang digunakan di zaman baginda SAW adalah "Taqabbalahhu minna wa minkum" artinya "Semoga Allah menerima amalan (amalan dan ibadat di Ramadhan) kami dan kamu".

Disebut dalam sebuah riwayat :

artinya : Berkata Wathilah, Aku bertemu Rasulullah s.a.w pada hari raya dan aku katakan pada baginda "taqabballahu minna wa minka", baginda menjawab : Ya, taqabballahu minna wa minka"
( Al-Baihaqi, rujuk perbincangan di Fath Al-Bari, 2/446 )

Dengan segala kerendahan hati memohon maaf atas segala khilaf. Kebenaran adalah datang dari Allah, kekhilafan adalah dari kami

Taqabbalahhu minna wa minkum sahabat Dzikir Cinta ..
Semoga Allah menerima seluruh amal ibadah kita. Aamin.

Wallahu’alam bishshawab, ..
Wabillahi Taufik Wal Hidayah, ...

Salam Terkasih ..
Dari Sahabat Untuk Sahabat ...

... Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati kita yang telah lama terkunci ...

~ o ~

Semoga bermanfaat dan Penuh Kebarokahan dari Allah ...
Silahkan DICOPAS atau DI SHARE jika menurut sahabat note ini bermanfaat ....

‪#‎BERSIHKAN‬ HATI MENUJU RIDHA ILAHI#
--------------- --------------- ----
.... Subhanallah wabihamdihi Subhanakallahum ma Wabihamdika Asyhadu Allailaaha Illa Anta Astaghfiruka Wa'atuubu Ilaik ...

Belajar tentang Cara Memaafkan

Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ... 

Selalu, saya akan tenggelam dalam luasnya danau di keriput garis mata wanita itu; garis yang berkisah tentang kesabaran, perjuangan hidup, penderitaan dan pengorbanan serta maaf. Menelusuri peta yang ada di wajahnya, saya tak pernah tersesat dalam membaca atau mencari sebuah kota bernama: keikhlasan. Kali ini, saya berusaha menyusun kepingan kesabaran dan danau maaf yang ada padanya dari sebuah drama kecil yang meluruhkan air mata saya pada akhir Februari 2003 lalu, di sebuah bangsal kelas II Rumah Sakit Umum Giriwono, Wonogiri.

Tubuh renta wanita itu melangkah ragu, mungkin beberapa bagian disebabkan perjalanan sekitar dua jam dengan memakai bus. Ia memang hampir selalu mabuk dalam perjalanan semacam itu kendati hanya dalam bilangan jam.

“Mbah…!” suaranya bergetar saat berada di ambang pintu.

Nanap, ia menatap sesosok tubuh yang tergolek di atas tempat tidur dengan berbagai selang; infus, bantuan pernapasan, dan saluran pembuangan… Laki-laki yang tergolek itu membalas tatapnya, menahan sejenak, lantas pelan-pelan dialihkan ke tempat lain. Ada sedu tertahan, sesak dalam dada.

“Bagaimana, Mbah?” kembali sapa wanita itu seraya mendekat dan meraba kening si lelaki.

“Yang sakit bagian mana?” lanjutnya.

Tangannya membelai kening lelaki itu dan turun ke telinganya. Lelaki itu telah dua hari dirawat di rumah sakit karena penyakit stroke. Tubuh bagian kanannya lumpuh. Lemah, tangan kiri si lelaki berusaha meraih tangan wanita itu, menggenggamnya lama, tetap dengan mata menghindari bertatap dengannya. Ada kepundan yang bergolak-golak di sana dan tangis yang enggan dipurnakan.
Wanita itu tak lain adalah bekas istri dari lelaki yang kini tergolek tersebut. Lebih dua puluh tahun sudah keduanya berpisah. Sangat sah bagi si wanita itu apabila ia membenci bekas suaminya. Begitu banyak luka menganga yang ditinggalkan lelaki itu dalam perjalanan hidup yang ia alami. Sebelum resmi berpisah, suaminya menelantarkan dirinya berikut anak-anaknya. Suaminya lantas menikah dengan wanita lain, memenuhi istri mudanya dengan kekayaan dan kebahagian, sedangkan wanita ini terlunta-lunta memperjuangkan hidup yang ingin ia menangkan. Ya, nyaris tak ada apa pun yang diberikan suaminya selain penderitaan. Ia bukan resmi dicerai di PA, karena itu ia masih menjadi istri jika sewaktu-waktu suaminya pulang atau bertandang. Selalu tak ada apa-apa yang di bawa lelaki itu selain perselisihan atau kekesalan pada istri mudanya dan si wanita akan menerimanya dengan sabar. Tapi, selalu begitu, setelah ia kembali mengandung, suaminya akan segera pergi kembali pada istri muda-nya, dan kembalilah ia berjuang terlunta-lunta dengan janin dalam kandungan. Tercatatlah, sembilan anak terlahir dari rahimnya, seorang di antaranya meninggal karena kekurangan air susu. ASI-nya tidak keluar oleh karena nyaris tak ada makanan layak yang ia konsumsi. Di lain waktu, pernah selama beberapa minggu ia -berikut anak-anaknya- tidak makan nasi. Tidak ada beras tersisa. Kendati suaminya hidup berkecukupan bahkan boleh dibilang kaya, – saat itu, suaminya menjabat kepala desa ia tak hendak meminta, apalagi menuntut. Untuk bertahan hidup, ia dan anak-anaknya memakan daun-daunan yang direbus dengan campuran sedikit beras hasil utang. Jika waktu makan tiba, ia kumpulkan anak-anak, duduk melingkar memutari kuali tanah berisi bubur daun-daunan tersebut dengan masing-masing memegang satu piring. Lantas, pada piring masing-masing dituang bubur encer terebut. Sungguh jauh dari cukup, apalagi rasa kenyang. Sementara… suami dan istri mudanya sekaligus anak-anak mereka makan dengan kenyang dan berlebihan.

Jika malam tiba, gubuk reot yang ia huni itu penuh rebak dengan cerita. Wanita ini gemar sekali mendongeng untuk anak-anaknya; satu-satunya hiburan yang bisa ia berikan pada anak-anak. Dengan sebuah lentera kecil yang berkedip-kedip ditiup angin, ia mendongeng Timun Mas, Kepel, Lutung Kasarung, Roro Mendut-Pronocitro, Minakjinggo-Kenconowungu, dan sekian lagi dongeng yang ia kreasi sendiri. Anak-anaknya mendengarkan dengan mata berbinar-binar. Kadang-kadang pula ia mengajarkan tembang-tembang dolanan yang menjadi senandung riang pembawa semangat anak-anaknya. Sambil bercerita itu, tangannya tak henti bekerja, kadang-kadang sampai larut malam; menganyam tikar pandan pesanan tetangga, mengupas singkong, oncek dhele, prithil kacang, pipik jagung.. pekerjaan-pekarjaan khas para petani yang darinya ia peroleh upah tak seberapa. Lantas, sementara ia terus mendongeng, satu persatu anak-anaknya terlelap di atas tikar yang berlubang dan bertambal-tambal di sana-sini. Setelah anak-anaknya tertidur, serentak, wajahnya yang semula berbinar-binar tanpa duka itu meredup. Ia menatap anak-anaknya yang tidur dengan mulut menganga dan perut berkeriut. Napasnya cekat. Tanpa permisi, air mata berbondong-bondong keluar oleh tindihan rasa nelangsa. Ya.. di saat yang sama, suami dan istri mudanya berikut anak-anak mereka terlelap di atas kasur dengan selimut hangat dan perut kekenyangan. Dirinya masih harus merunut malam yang jauh. Dia tak berpikir akan bertahan hidup, tapi ia tak akan mengakhiri sendiri dengan bodoh. “Saya tak percaya saya masih hidup sampai hari ini,” ujarnya bertahun-tahun setelah itu. Yang ada dalam pikirannya adalah ‘hidup dan bertahan’. Ia harus menyelesaikan semua itu dengan cara-cara pahlawan. Dengan menjadi buruh tani, ia terus mengais. Pekerjaan itu nyaris tak menjanjikan apa-apa. Tak jarang, ia bekerja di sawah suaminya sendiri sebagai buruh dengan upah yang tidak lebih besar dari buruh yang lain, bahkan cenderung lebih kecil.

Entah, bagaimana ia mampu menjalani semua itu. Lantas, satu per satu anaknya lulus sekolah. Yang pertama menyelesaikan SMP, yang kedua bertahan hanya sampai SD, sedangkan yang ketiga tak mampu menyelesaikan pendidikan terendah sekalipun kendati justru ia anak paling cerdas di antara anak-anaknya yang lain. Bersama, ketiga anak ini memutuskan merantau ke Jakarta. Tentu saja tak begitu ada harapan bekerja di tempat yang nyaman. Ketiganya.. menjadi pembantu. Tapi, kendati sedikit, ketiganya mulai bisa mengirim uang untuk orang tua dan adik-adiknya. Begitulah, wanita ini telah mengatur rupiah dengan begitu cermat. Ia bahkan tak menyentuh uang-uang kiriman itu, tapi kesemuanya digunakan untuk membiayai sekolah lima anaknya yang lain. Cukup ajaib, kelima anaknya tersebut berhasil menamatkan jenjang SLTA.

Hari-hari lesap ke bulan dan bulan tenggelam dalam tahun. Seperti hidupnya, waktu tidak berhenti berjalan. Satu per satu anaknya lulus, bekerja.. dan menikah. Biaya sekolah tidak melulu ditanggung anak pertama, tetapi selalu demikian.. setiap ada yang lulus dan mulai bekerja, ia bertugas melanjutkan estafet amanah itu. Lagi-lagi, keajaiban dan bukti bahwa Tuhan Maha kasih, empat dari anak-anaknya tersebut lulus tes menjadi pegawai negeri sipil, sebuah pekerjaan yang cukup bergengsi untuk ukuran daerahnya. Saat sekolah pun, rata-rata mereka mendapat beasiswa atau keringanan biaya sebagai kompensasi dari prestasi yang diraih.. atau minimal menjadi juara kelas. Namanya pun menjadi legenda di masyarakatnya bahwa anak-anaknya maupun cucu-cucunya pasti cerdas dan sukses. Bolehlah dikatakan begitu. Untuk ukuran orang seperti dirinya, tentulah apa yang ada sekarang ini merupakan sukses yang tidak terbilang. Masing-masing anaknya di Jakarta telah memiliki hunian yang layak -kendati kecil-, anak pertamanya malah berhasil masuk tes PNS di Mabes Polri kendati hanya dengan ijazah SMP. Anak-anaknya pun nyaris semua cukup disegani di lingkungannya, hal mana tidak demikian dengan anak-anak suaminya dari istri mudanya.

Tahun 2002, rumah yang ia huni yang dibangun anak-anaknya pada tahun 1988, ambruk. Kondisinya memang telah reot. Anak-anaknya bukan tidak tahu, tapi mereka tidak memperbaikinya dalam kurun yang cukup lama itu disebabkan mereka dilarang oleh sang ayah -suami dari wanita ini- untuk memperbaiki. Laki-laki itu mungkin hatinya terbuat dari batu, tak juga bisa belajar dari kejadian-kejadian yang ia alami. Tahun 1988, saat anak terakhir dari istrinya berusia 10 tahun, ia kembali terpikat wanita lain; seorang janda muda dari kampung sebelah. Karena tak bisa menikah resmi, keduanya – entahlah, mungkin nikah di bawah tangan – tinggal serumah. Kali ini, wanitanya tak ‘sebaik’ dan sesabar’ dua istrinya terdahulu. Hartanya habis dalam bilangan tahun. Dan.. empat tahun kemudian, jabatannya sebagai kepala desa berakhir. Hidup dengan sisa-sisa kejayaan masa lalu, wanita muda ini tidak bertahan. Ia memilih pergi meninggalkan si lelaki yang kini tak lagi bisa mencukupi kebutuhannya.

Lantas, seperti roda.. hidup berputar. Allah terus memperjalankan takdirnya yang tak terkata namun bagian dari hal paling tetap dan niscaya. Bukan karma. Lelaki ini menjalani hidupnya sendiri, menjadi buruh tani karena sawahnya telah habis terjual – dan tinggal di kesunyian rumahnya: tanpa anak dan istri. Sementara istrinya – si wanita ini – mulai merasai kebahagiaan dari hidup yang lebih layak, riang dipenuhi jeritan manja cucu-cucu dan rengekan mereka. Maka, meradanglah si lelaki saat anak-anaknya berniat membangun sebuah rumah untuk ibunya karena rumah yang kemarin rubuh. Tak hanya fitnah, teror pun dilangsungkan. Anak-anaknya tak menyerah, tetap berusaha membangun rumah itu karena memang sudah tidak bisa ditunda lagi. Dulu mereka menahan-nahan niat tersebut selama bertahun-tahun, dan sekarang tak bisa lagi.

Tersebutlah, di suatu malam, si wanita – istrinya yang telah ditelantarkan itu – mendengar suara berisik ayam-ayam di kandang. Berjingkat, ia membuka pintu belakang rumah. Masih sempat sekilas ia melihat suaminya menaburkan sesuatu di sudut luar rumah. Kendati dalam remang, ia masih bisa mengenali bahwa sosok itu adalah suaminya. Paginya, tiba-tiba ia lumpuh. Tubuhnya lemah dan tak bisa berdiri. Orang-orang menduga itu teluh. Setelah dirawat beberapa saat di RS, alhamdulillah ia sembuh. Teror tak berhenti. Suaminya, secara terbuka, mendoakan agar kayu-kayu rumahnya keropos dimakan rayap. Dan doanya terkabul, tapi kali ini bukan pada rumah si wanita, melainkan rumahnya sendiri. Beberapa waktu kemudian ia mengancam akan membakar rumah itu, dan sekali lagi, rencana itu kendati bukan dia – terlaksana. Juga bukan pada rumah si wanita, melainkan rumahnya sendiri. Karena lupa memadamkan api di tungku, rumah belakangnya terbakar. Itu semua belum berakhir. Dalam kesendirian yang diliputi rasa dengki dan iri, ia mendoakan agar si wanita ini diserang penyakit. Dan lagi.. doanya terkabul, juga bukan untuk si wanita, tapi untuk dirinya sendiri. Tiba-tiba, orang-orang menemukan lelaki itu tak bisa bicara dan sebelah tubuhnya lumpuh. Ia terserang stroke untuk pertama kali yang sekaligus masuk dalam stadium kritis. Anak-anaknya membawanya ke rumah sakit. Dan.. kejadian hari itu adalah bak sebuah drama nyata. Sebuah babak yang luar biasa indah saat si wanita -dengan langkah ragu dan bergetar, sebagian oleh sisa perjalanan yang membuatnya mabuk darat-menjenguk bekas suaminya yang tergolek di rumah sakit. Ada pancaran iba dan kasih yang tulus saat ia meraba, mengusap, dan bertanya tentang kabar dengan terbata-bata. Mesra sekali saat ia memijit kaki lelaki itu.

“Piye rasane, Mbah?” tanyanya dengan panggilan mesra.

Mbah? Aduhai, nyaman sekali. Saat belum punya anak, ia memanggil lelaki ini dengan sebutan ‘Kakang,’ saat sudah punya anak dengan sebutan ‘Pak’, dan saat telah dianugerahi cucu demikian banyak, ia memanggilnya ‘Mbah’

Gemetar, tangan kiri lelaki ini – karena tubuh bagian kanannya lumpuh-menggenggam tangan renta yang mengusap keningnya, seakan ia menikmati belaian lembut tersebut dan menahannya sesaat agar jangan terlalu cepat sirna. Kendati pandangannya dibuang ke sisi lain menghindari wajah – bekas-istrinya ini, ia tak bisa mengingkari ada lautan maaf dan cinta yang telah menggelombanginya. Melihatnya, saya tak kuasa menahan isak. Seperti lelaki itu, tangis saya cekat di kerongkongan sementara air mata sudah berbondong-bondong menitik tanpa bisa dicegah lagi. Sesak sekali dada saya oleh rasa haru yang menekan-nekan.

Ya.. melihat wanita ini, saya seperti tenggelam dalam laut kesabaran. Dan.. dialah wanita tercantik yang pernah saya jumpai di dunia ini. Dia.. tak lain adalah ibu saya. Ya Tuhan.. ampunilah dosanya, maafkanlah kesalahannya dan kasihilah dia sebagaimana ia mengasihi kami dalam suka dan duka.

Wallahua’lam bish Shawwab ....
Barakallahufikum ....

Salam Terkasih ..
Dari Sahabat Untuk Sahabat ...

... Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati kita yang telah lama terkunci ...

~ o ~

Salam santun dan keep istiqomah ...

--- Jika terjadi kesalahan dan kekurangan disana-sini dalam catatan ini ... Itu hanyalah dari kami ... dan kepada Allah SWT., kami mohon ampunan ... ----

Semoga bermanfaat dan Dapat Diambil Hikmah-Nya ...
Silahkan DICOPAS atau DI SHARE jika menurut sahabat note ini bermanfaat ....

‪#‎BERSIHKAN‬ HATI MENUJU RIDHA ILAHI#
------------------------------------------------
.... Subhanallah wabihamdihi Subhanakallahumma Wabihamdika Asyhadu Allailaaha Illa Anta Astaghfiruka Wa'atuubu Ilaik ....

... KISAH MENGHARUKAN, .. KAU TERLAHIR ISTIMEWA ....

Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ... 

Suasana pedesaan menyapaku dalam kehampaan. Si mungil mengagetkanku dihalaman depan dengan candanya. Ia adalah malaikat kecilku, adikku yang terlahir istimewa. Mengapa istimewa? Tentu saja, karna ia dilahirkan pada usia kandungan 7 bulan, keterbatasannya menjadi hal yang istimewa bagi kami.

Embun pagi yang jernih menetes pada dedaunan. Ia sering kali menghiburku dan juga adik bungsu serta ibuku. Ya, memang kami hanya tinggal bertiga digubuk yang sederhana ini.

"De Fikriii, kau mengagetkanku saja!" sedikit menyentak. Ia malah tertawa melihatku yang kaget.

"Teteh .. Jajan!" serunya.
Mungkin hanya sedikit yang bisa ia ucapkan, namun aku slalu mencoba memahami apa inginnya.

"Rotii .. Yu, teteh antar." sambil menuntunnya ke warung. Kesukaannya roti yang berlapis berisi mocca. Terenyuh ketika ku lihat ia begitu bahagia, seperti mendapatkan emas berharga.

Dicolek-colek oleh jarinya yang mungil. Meski si kecil ini belum bisa lancar dalam bicara, namun diusia mau jalan 5 tahun. Ia sudah terlihat cerdas.

Buktinya tanpa kita suruh, ia belajar berjalan dengan kursi plastik yang dibalik lalu didorong. Sampai ia pun dapat berlari dengan sendiri tanpa dibantu lagi.

Cerdik kan?Hehe ..

Setiap malam aku mendengar Ibu selalu berdoa diiringi isak tangis. Aku tahu, sudah hampir 9 bulan ini Bapak tak pernah menengok kami. Beliau bekerja serabutan di Bandung, dua kakakku juga tinggal bersama Bapak dirumah nenek.

Aku tertidur kembali disamping adik-adik mungilku. Hmmm .. Subuh yang dingin, aku sudah terbiasa bangun pagi dihari Ahad untuk mengikuti pengajian Qiro'at di mesjid yang tak jauh dari rumah. Bersama kawan melewati pesawahan yang gelap gulita. Menggenggam Al-Qur'an dalam dada ditemani cahaya bulan.

Mungkin sekarang tanggal 14, pikirku. Saat ku pulang, seperti biasa Ibu menyiapkan kami makanan seadanya. Telur 1 yang dibagi 4, mie instan 2 yang dibagi untuk berempat pula. Alhamdulillah, hari ini kami masih bisa makan dengan mengutang dulu ke warung Bu Nining pinggir rumah.

Kami sudah kebal dengan suasana seperti ini. "Sabarlah bu, adik .. Suatu saat aku akan mengajak kalian ke restoran terenak di negeri ini", bisikku dalam senyum.

"Bu, besok aku akan ikutan cerdas-cermat IPA antar SD, doakan ya Bu.." membuka pembicaraan.

"Oh ya, tentu saja Ibu akan doakkan," jawab Ibu dengan senyum.
"Siapa saja yang ikut?" tanya Ibu.

"Aku, Irna, Ade," jawabku sumringah.
"Wah bagus, yang pasti banyak baca pengetahuan umum juga Teh, itu ada RPAL sama RPUL.." Ibu menyarankan.

"Pasti Bu .." jawabku membalas senyum.

Sudah beberapa hari ke belakang ini, Fikri sakit-sakitan terus. Ia sering sekali buang air besar, badannya pun panas. Ibu tak punya uang untuk pergi ke dokter, untuk makan pun Ibu harus memelas dulu ke warung tetangga.

Namun alhamdulillah, hari ini De Fikri sedikit membaik, ia sudah bisa tertawa lagi meskipun masih terlihat pucat. Waktu menunjukkan sekitar pukul 10 pagi, Fikri nampak ingin berbicara sesuatu. Tapi aku tidak mengerti apa maunya, lalu ia pun mengeluarkan uang 500 rupiah.

"Oh haha, Ade pengen jajan ya?" tanyaku dengan tawa. Jawabnya hanya anggukan kepala. Tiba di warung belakang rumah ia disambut ceria, kelucuannya membuat banyak orang mengenalnya, ada pula yang iseng menyubit pipinya yang menggemaskan.

"Tumben, si Ade lama di warungnya, sampe ada acara duduk dulu." gumamku dalam hati.

Setelah roti habis, ia ingin lagi. Tapi aku tak punya uang untuk membelinya. Untung Bu Atik, sang pemilik warung tahu betul tentang keadaan kami.

"Ini buat si Ade, manisnya dulu atuh .." menggoda si adik.

Ia pun langsung mengambil rotinya dengan malu-malu sambil mengedip-ngedipkan mata sebagai tanda manisnya. Kami pun berpamitan pulang.

"Dadaaahh .." saut adikku dengan lantang dan nyaring. Dengan sedikit kaget aku pun ikut melambaikan tangan kepada Bu Atik. Tingkahnya membuat orang yang ada di warung tertawa-tawa.
Karna rumah kami ada dibawah(lebak kata orang sunda), aku menggendongnya.

"Aduh berat juga De .." aku menggodanya. Ia membalasku dengan meronta-ronta sambil tertawa.

Sudah masuk dzuhur, selesai shalat aku menghampiri adikku. Ternyata ia sedang dijahili oleh adik yang kecil. Denda, ia malah tertawa menggoda kakaknya. Fikri yang tak suka dengan tingkah sang adik akhirnya menangis. Lalu seperti biasa, aku selalu membuatnya diam dengan bernyanyi.

"Tanah airku Indonesia ..
Negeri elok amat ku cinta.
Tanah tumpah darahku yang mulia.
Yang ku puja sepanjang masa ..."

Saat reff, ia pun mulai mengikuti sedikit demi sedikit. "Melambai-lambai .. Ia menyusul dengan kata "Mbaaii .." Meski hanya itu yang bisa ia nyanyikan, namun aku tetap setia menyanyikan lagu itu.

Bukan hanya lagu wajib Rayuan Pulau Kelapa, ia juga sangat suka lagu Tanah Airku, Berkibarlah, dan masih banyak lagi. Itu semua berkat Ibu yang tidak bosan mengajarkan kami bernyanyi.

Selesai beberapa lagu ia belum juga tertidur, sepertinya ia memberi isyarat. Ibu yang mengerti, memulai bershalawat.

"Oh Ade pengen shalawat .." tanyaku sambil melanjutkan shalawat yang diucapkan ibu.

"Allaahumma sholli'alaa Muhammad yaa Robbi sholli'alaihi wasallim. Allaahumma sholli'alaa Muhammad yaa Robbiba likul washiilaa .."

Ternyata ia berseri-seri. Aku pun ikut senang. Matahari masih terik, sambil bershalawat aku dan Fikri menengok ke arah jendela. Kami berdiri, kulihat ada yang bergerak disemak-semak batu depan rumah. "Hah! Ibuu .. Lihat! Itu ulaar ..!" teriakku ketakutan.

"Tenang, Ibu akan menutup sela-sela pintu dulu .. Tetap disini .." Ibu menenangkan.

De Fikri dan Denda memukul-mukul kaca jendela, dengan maksud agar ularnya menjauh. Anak yang cerdik, pikirku tersenyum.
Ular pun menjauh. Aku, Fikri, dan Denda berbaring kembali dengan shalawat.

Ibu nampak sibuk dengan melipat baju-baju yang sudah kering.
Mata terkatup seiring hujan membasahi kuningnya padi disamping gubuk ini.

Aku terbangun oleh seruan adzan Ashar, aku bergegas mandi, sholat, dan berangkat sekolah agama. Aku pulang pukul 17.30, selepas maghrib Ibu nampak menggendong si Ade dalam dekapan badannya.

"Ade kenapa lagi Bu?" tanyaku sedih.
"Badannya panas lagi Teh, batuknya ga berhenti dari tadi." jawab Ibu semakin erat.

Aku terdiam mendengar batuknya yang semakin meradang, adik bungsu juga jadi ikutan rewel. Tidak seperti biasanya, ia nangis terus. Aku mencoba menenangkannya.

Sudah hampir pukul 21.30, tapi Ibu masih berdoa sambil mengusap kepala Fikri. Tak lama dari itu, Fikri terbangun dan meminta Ibu mengantarnya buang air besar. Ibu menunggu didepan kamar mandi.

Selesai buang air, adikku terlihat aneh. Ia sering menengok ke arah dapur dan berkata "Mamaah ..".

Ibu yang heran langsung memeluknya, "Ini mamah, De .." lirihnya.
Aku mengernyitkan dahi, ada apa dengan adikku ini? Ibu kembali memeluknya sambil duduk dengan shalawat yang tak henti-hentinya.

Mataku sudah tak kuat lagi, aku pun memutuskan untuk tidur duluan disamping Ibu. Tidur pun terasa tak nyaman, aku merasa tidak tenang. "Ya Allah, sehatkanlah adikku .. Ia masih kecil dan terlalu berat untuk menerima penyakit ini .." doaku sebelum terlelap.

Tepat pukul 22.30 aku dibangunkan oleh Ibu.

"Jangan tidur dulu Teh, kita doakan De Fikri. Si Ade semakin panas badannya, ditambah sesak nafas dan batuk-batuknya juga ga berhenti." Ibu sedikit panik.

Namun ia mencoba tenang, meski ku tahu dalam hatinya beliau menangis.

Aku dan Ibu tak lepas dari dzikir dan doa. Dari luar terdengar suara binatang malam menemani kegundahan hati ini.

"Ya Robbi .. Aku mohon, sembuhkan adikku! Kembalikan keceriaannya." gumamku dengan tangis. Ibu semakin tak tenang melihat raut wajah De Fikri dan suara nafas yang tersendat-sendat.

"Tahan ya sayang, Ibu disini .." setitik air mata pun menetes.
"Mammaah .." adikku mengulangi kata-katanya.

"Sabar ya, yu .. Sebut Allah, Allah, Allah.." Ibu menuturkan. Si kecil mengikuti kata-kata yang Ibu ungkapkan. "Allah, Allah, Allah.." suara tenggorokannya terdengar jelas.

"Ibu, De Fikri kenapa?" tanyaku panik.

"Cepat panggilkan Kang Enceng!!" suara Ibu menyentak.

Sambil berlari ke tetangga belakang rumah, aku menjerit menangis. Aku bingung apa yang harus aku lakukan. Sekarang aku hanya berlari sekencangnya ..!

"Assalamu'alaikum .. Kang Enceng, Kang Enceng!" seruku.
"Wa'alaikumsalam, ada apa neng? Tenang, tenang dulu .. Coba ceritakan apa yang terjadi?" tanya Kang Enceng terheran-heran.

"Ibu, Kang .. Eh, Fik .. fikri, Kang .. Tolongin dia .." tanpa panjang lebar Kang Enceng pun berlari ke rumahku. Aku pun mengikutinya dari belakang.

"Ada apa Bu?" tanya Kang Enceng sambil mendekatkan tangannya pada hidung De Fikri.

Aku yang melihat Ibu menangis hingga keras, ikut menangis menjerit. "Ade kenapa Bu? Apa yang terjadi?" tanyaku mendekati Ibu.

Ibu tak menjawab. Dengan lembut Kang Enceng mengucapkan " Innalillahi wa inna ilaihi roji'un .."

"Hah? Adeee .. De Fikrii .. Ga mungkin, kenapa Ya Allah!" teriakku memecah haru. Ibu tak berhenti, beliau yang paling susah untuk didiamkan. Aku memeluknya erat.

Tetangga mulai berdatangan, tepat pada pukul 23.00 adikku menutupkan matanya yang terakhir kali. Aku masih belum bisa menerima tubuhnya yang lincah kini kaku oleh maut.

Tetanggaku menghubungi sanak saudara, terutama Bapak.
Hmm .. Setega itukah? Sampai malaikat mencabut ruh nya pun, tak ada sosok Ayah yang setia mendampingi. Rasanya hidup ini ga adil!

Namun aku kembali istighfar, Allah begitu baiknya. Engkau mengambilnya dalam keadaan kami yang serba kekurangan, mungkin daripada ia kelaparan, lebih baik Engkau mengambilnya untuk di surgaMu.

Perutnya yang panas disebabkan banyaknya mie instan yang masuk ke perutnya, ya mungkin itu pikirku. Tapi ini memang sudah menjadi suratanNya.

Sekitar pukul 03.00, Bapak dan nenekku sampai. Melihatnya pun aku sedikit kesal, emas yang menumpuk dipergelangan beliau. Apa tak malu, kami disini sedang berduka ..! gurauku. Ah sudahlah, untuk apa memikirkan hal itu.

Kain kafan sudah membungkusnya, teringat dua hari lagi Fikri ulang tahun yang ke 5. Teman-teman sekolahku berdatangan, sepeda yang mereka tumpangi dibantingnya. Mereka langsung memelukku.

"Tun, bagaimana nasib kita tanpamu?" tanya Irna.
"Tenang saja, kan ada Fitria. Gantikan saja posisiku ya Fit .." tersenyum kepada mereka.

"Tapi kan Tun .." sela Ade sahabatku.

"Sudah, sudah .. Kau harus mengerti keadaanku .." mencoba tetap tersenyum.

"Baiklah, kita turut berduka cita, yang sabar ya kawan .." seru mereka.

"InsyaAllah, aamiin .. Mudah-mudahan aku bisa menerima kenyataan ini." jawabku lirih.

Mereka dengan kuat memelukku. Support mereka sangat berarti untukku. Pak Aep, guru pengajianku menyarankan agar Ibu dan aku tetap diam saja dirumah. Beliau khawatir melihat Ibu yang terus saja menangis. Aku yang ingin mengantarkan si kecil ke tempat terakhirnya, tidak diperbolehkan untuk ikut.

Terlihat Bapak menggendong De Fikri dibantu oleh Kang Enceng. Badan si Ade terlihat tinggi, orang pun bertanya-tanya. Terlihat seperti anak SD.

Sejauh mata memandang ..
Kau pergi tanpa kembali.
Wajahnya bak rembulan.
Terlihat senyum dibalik kemelut pahitnya hidup ,.
Selamat tinggal malaikat kecilku.
Semoga kau bahagia dengan segala pernak-pernik dan kemewahan jannahNya .....

Manfaat/faedah dari cerita: ...

Cerita yang membangun dan menjadi motivasi untuk saya dibalik keterpurukan dunia. Kasih yang tulus seorang Ibu kepada anaknya menjadi suatu hikmah yang mendalam dari cerita ini. Semoga kita pun dapat memetik hikmah dan manfaat dari cerita tersebut.
Baarakallahu fikum ..

.... Segala puji bagi Allah, yang dengan nikmat-Nya sempurnalah semua kebaikan ....

Wallahu a'lam bishshawab, ..
… Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati kita yang telah lama terkunci …

Wabillahi Taufik Wal Hidayah, …

Salam Terkasih ..
Dari Sahabat Untuk Sahabat …

~ o ~

Semoga bermanfaat dan Penuh Kebarokahan dari Allah …
Silahkan DICOPAS atau DI SHARE jika menurut sahabat note ini bermanfaat ….

# BERSIHKAN HATI MENUJU RIDHA ILAHI #
-----------------------------------------------
…. Subhanallah wabihamdihi Subhanakallahumma Wabihamdika Asyhadu Allailaaha Illa Anta Astaghfiruka Wa’atuubu Ilaik ….

… TERUNTUK HATI YANG SEDANG BERSEDIH DAN TERLUKA …

Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ... Untuk Yang Sedang Bersedih …

Beramalah karena Allah, agar peluhmu tak sia-sia. Jangan kau hentikan amalmu karena banjir airmata kecewa yang menghadang jalanmu. Sesungguhnya Allah tak pernah luput hitungan-Nya. Ia akan meninggikan setiap hamba yang jatuh bangun menyempurnakan pengabdian pada-Nya….

Wahai jiwa yang sedang layu …

Perpanjanglah sujudmu di malam-malam sunyi. Agar kau tahu bahwa keindahan tetap bersemayam di hati orang-orang yang mendapati cinta Illahi. dan menangislah sepuasnya … ketika hanya ada kau dan Dia. Adukan saja segala resahmu. Sebab dialah yang memiliki jawabnya….

Wahai jiwa yang sedang dirundung kabut …

Terkadang manusia tak mengenal dirinya sendiri bukan? Dengarlah nasehat seorang bijak, tentang seseorang yang sedang mencari kebahagiaan. Kebahagiaan hanya akan diperoleh dengan banyak memberi…

Untukmu yang sedang luka …

Jangan pernah engkau hentikan lantunan ayat-ayat cinta. Sekalipun suaranya tenggelam tertelan riuh desakan air mata. Kau tak kan pernah tau siapa yang akan terobati dengan lantunanmu. Maka teruskanlah nyanyian sucimu….

Hai pemilik hati yang patah …

“… yang kau sayang selalu saja terbitkan gerammu di perihnya hatimu..” Percayalah bahwa cinta dapat ditumbuhkan dimana saja. Jika hati diumpamakan pintu, adalah wajar jika kita mengetuk pintu yang salah. Insya Allah, Kau yang akan menemukan pintumu. Mintakan pada Dia yang Maha Menebar Cinta! …

Kawanku yang dicintai Allah …

Hidup ini hanyalah permainan yang harus kita mainkan dengan sungguh-sungguh. Maka, tak ada gunanya berlama-lama dalam duka. Duka yang menahun hanya akan membuatmu buta akan beragam kebahagiaan yang disajikan Allah padamu. Duka yang kau genggam akan membuatmu jauh dari rasa syukur. …

Ini untukmu yang sedang bersedih ….

keep smile ..
keep spirit ..
keep istiqomah all day ..

.. insya Allah ..
Wabillahi Taufik Wal Hidayah, …

Salam Terkasih ..
Dari Sahabat Untuk Sahabat …

… Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati kita yang telah lama terkunci …

~ o ~

Semoga bermanfaat dan Dapat Diambil Hikmah-Nya …
Silahkan DICOPAS atau DI SHARE jika menurut sahabat note ini bermanfaat ….

‪#‎BERSIHKAN‬ HATI MENUJU RIDHA ILAHI#
————————————————
…. Subhanallah wabihamdihi Subhanakallahumma Wabihamdika Asyhadu Allailaaha Illa Anta Astaghfiruka Wa’atuubu Ilaik ….

Kumpulan Kata Ucapan Lebaran Idul Fitri 2013 Lengkap

Ucapan Idul Fitri. adalah ucapan selamat lebaran atau hari raya umat muslim sedunia yang jatuh pada tanggal 1 syawal setelah selama sebulan berpuasa di bulan ramadhan. Idul fitri berarti hari kemenangan dimana semua umat muslim di seluruh dunia kembali menjadi fitri atau suci dengan saling bermaaf maafan dan mengucapkan ucapan idul fitri.

Di indonesia sendiri, terdapat tradisi sungkem kepada orang tua atau sambang sanak sodara jauh yang biasa disebut dengan mudik. Hal ini bertujuan untuk bertemu dan meminta maaf kepada sanak saudara baik dari kesalahan yang di sengaja dan tidak disengaja. momen ini juga bisa dimanfaatkan untuk ajang temu kangen kepada kerabat yang mungkin jarang bertemu.

Meskipun begitu, kadang tak semua orang bisa mudik dan bertemu langsung dengan keluarga di hari raya idul fitri, ya bisa karena tugas atau study yang dijalaninya yang mana tidak memungkinkan untuk pulang dan berkumpul bersama keluarga. Maka dari itu saya akan memberikan kumpulan ucapan lebaran idul fitri untuk kalian kirimkan kepada sanak kerabat yang jauh.

Ucapan idul fitri atau ucapan lebaran ini bisa kalian kirimkan melalui sms, atau dengan kecanggihan teknologi saat ini kalian bisa mengirim ucapan melalui berbagai media sosial seperti halnya facebook, twitter, atau melalui applikasi pesan singkat yang akhir akhir ini sedang marak di kalangan pengguna smartphone.

Nah tidak banyak bicara lagi, berikut adalah kumpulan ucapan idul fitir atau ucapan lebaran, silahkan disimak.


UCAPAN LEBARAN IDUL FITRI


Andai tangan tak kuasa menjabat
Setidaknya kata masih dapat terungkap
Setulus hati mengucapkan
Selamat Idul Fitri, Mohon maaf lahir & batin
Ridho Allah dan berkahNya

Dalam kerendahan hati ada ketinggian budi.
Dalam kemiskinan harta ada kekayaan jiwa.
Hidup ini terasa indah jika ada maaf.
Taqabalallahu Minna Waminkum..

Mungkin baru 90 hari kita berpacaran
namun tidak lebih banyak aku bisa
membuat kamu ceria dan bahagia.
Beri aku lebih banyak hari, bulan, bahkan tahun,
untuk dapat lebih membahagiakanmu.
Bersama bulan suci ini, kita rajut kembali
benang-benang pengertian diantara kita.
Aa, lahir dan bathin.

Mengiring kegembiraan dalam menyongsong Iedul Fitri, mohon dibukakan pintu maaf atas kesalahan dan kekhilafan.

Ya Rabbi, berkahi umur kami hingga Ramadhan ditahun depan. Sucikan hati kami untuk bisa memaafkan saudara kami. Taqabalallahu minna wa minkum.

Esok adalah harapan..
Sekarang adalah kenyataan..
Kemarin adalah kenangan, yang tak luput dari khilaf dan kesalahan..
Ketika tangan tak mampu berjabat,
Kaki tak dapat melangkah.
Hanya hati yang mampu berbisik
"Minal Aidin Walfaizin Mohon Maaf Lahir Batin"

Satukan tangan, satukan hati
Itulah indahnya silaturahmi
Di Hari kemenangan Kita padukan
Keikhlasan untuk saling memaafkan
Selamat Hari Raya Idul Fitri
Mohon Maaf Lahir Batin

Untuk hati yang pernah terluka oleh lidah yang tajam,
untuk jiwa yang perih oleh tingkah laku yang buruk,
untuk perasaan yang hancur karena ego tak mau mengalah.
Mohon maaf lahir dan batin

Dalam kerendahan hati ada sebuah ketinggian budi,
dalam kemiskinan harta adakekayaan jiwa,
hidup ini akan terasa indah jika saling memafkan,
Taqabalallahu Minna Waminkum.

Sepuluh jari ini kutangkupkan,
mohon maaf lahir batin kupohonkan,
Taqobalallahu minna waminkum. Minal aidzin walfaidzin.

Kadang dosa tercipta dalam tawa,
kadang luka terbesit dalam canda,
angkuh terlintas dalam senyuman,
manusia tak ada yang sempurna,
maka maafkanlah aku yang tidak luput dari dosa ini,
Mohon maaf lahir dan batin, Minal aidizin walfaidzin.

Andai tangan tak kuasa menjabat
Setidaknya kata masih dapat terungkap
Setulus hati mengucapkan
Selamat Idul Fitri, Mohon maaf lahir & batin
Ridho Allah dan berkahNya

Sejalan dengan berlalunya Ramadhan tahun ini.
Kemenangan akan kita gapai.
Dalam kerendahan Hati ada ketinggian Budi.
Dalam kemiskinan Harta ada kekayaan Jiwa.
Dalam kesempatan Hidup ada keluasan Ilmu.
Hidup ini indah jika segala karena ALLAH SWT.
Kami sekeluarga menghaturkan:
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1434 H
Taqobalallahu minna wa minkum.
Mohon maaf lahir dan bathin..

Manusia akan segera kembali ke fitrah masing2
Fitrah adalah ide bawaan sejak lahir
Ide bawaan tersebut adalah “Laa ilaha Illallah”
Mari sucikan hati kita kembali kepada tauhid
Minal Aidin Wal Faidzin
Mohon Maaf Lahir Batin

Jika langkah-ku membekas Lara.
Kata-ku merangkai Dusta.
Laku-ku menoreh Luka.
Dari jeritan lubuk bathinku.
Dengan ketulusan hatiku.
Komohonkan maaf lahir bathinku.
Taqobalallahu minna wa minkum.
Minal Aidin wal Faizin.
Mohon Maaf Lahir dan Bathin.
Selamat Hari Raya Idul Fitri..

Beningnya embun memberi kesejukan.
Mengiring kegembiraan dalam menyongsong Idul Fitri
Mohon dibukakan pintu maaf atas kesalahan dan kekhilafan.
Setulus hati mengucapkan..
Selamat Idul Fitri 1434 H.
Mohon Maaf Lahir & Bathin.

Kadang..
Sikap, perkataan, hati dan perasaan membuat kesalahan.
Baik disadari maupun tidak.
Dihari yg Fitri ini..
Adalah hari sangat baik untuk saling memaafkan.
Minal Aidzin wal Faidzin.
Mohon Maaf Lahir & Bathin.
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1434 H.

Bibir-ku bagaikan Pisau.
Perbuatan-ku bagaikan Iblis.
Ku goreskan semua luka dalam Hatimu.
Ku sayat hatimu tak terkira menggoreskan luka terdalam. Taqobalallahu minna wa minkum.
Maafkan segala dosa dan kesalahanku.

Untuk Hati yg pernah terluka oleh Tajamnya Lidah.
Untuk Jiwa yg perih oleh buruknya Tingkah Laku.
Untuk Perasaan yg hancur oleh ego yg tak mau mengalah.
Mohon maaf lahir dan batin.
Minal Aidin Wal Faidzin..
Taqabalallahu minnaa wa minkum..
Selamat Hari Raya Idul Fitri.

Jika jemari tak sempat berjabat.
Jika ada kata membakar lara dan menusuk hati.
Semoga pintu maaf masih terbuka.
Melalui sms ucapan lebaran ini.
Selamat menyambut Hari Raya Idul Fitri 1434 H.
Mohon Maaf Lahir & Bathin.

Kata-kata seindah zikir ter-alun bagaikan adzan.
Berbaris rapi dalam shaf.
Bagaikan tentara bersenjata..
Hari kemenangan itu akan tiba..
Ke-ihklasan yg merajai hati untuk saling memaafkan.
Selamat Iedul Fitri 1434 H.

Sayup terdengar takbir berkumandang.
Tanda Ramadhan telah terlewati..
Ampunan diharap, barokah didapat.
Taqobalallahu minna wa minkum.
Mohon maaf lahir dan bathin..

Ucapan Lebaran Idul Fitri


Nah demikianlah ucapan lebaran idul fitri yang bsia saya berikan disini. jika ada salah kata atau perbuatan baik disengaja maupun tidak dengan kerendahan hati, admin blog famiblasting.com mohon maaf yang sebesar besarnya kepada para pembaca. Selamat lebaran idul fitri, Taqobalallahu minna wa minkum